Opelnya koh Yoyok

Low-opel

Dsc_6412

Csc_0384

Cikar adalah kendaraan angkut tradisional Jawa yang ditarik oleh sepasang sapi. Biasanya digunakan untuk mengangkut hasil pertanian, genteng dan bata. Belakangan ini cikar semakin langka karena tergerus oleh industri mobil Jepang yang lebih efesien.

Apakah Anda tahu julukan bagi sopir cikar?

Cikar
 

Di tempat ini, Anas berjanji bersedia digantung jika terbukti korupsi.

Monas_copy

Yasmin1

 

Meski sudah memenangkan perkara di tingkat MA, namun GKI Taman Yasmin dan HKBP Filadelfia masih harus beribadah di seberang istana, Minggu, 13 Januari 2013. Gereja mereka disegel oleh pemerintah setempat. 

Yasmin2

Ibadah yang dihadiri oleh ratusan jemaat itu dimulai pada tengah hari. Cuaca yang mendung dan terpaan angin yang kencang tidak menghalangi jemaat untuk bertemu dengan Tuhannya. Mereka duduk di atas kursi plastik yang dibawanya sendiri. Sebagian duduk lesehan begitu saja di atas hamparan aspal. Untuk mengurangi sengatan sinar matahari, mereka membawa payung dan topi.

Yasmin3

Memotret menggunakan kamera handphone itu gampang-gampang-susah. Gampang karena hanya dibutuhkan point-to-shoot. Arahkan lensa kamera pada objek, lalu tekan tombol. Beres. Kalau tidak suka, hapus dan potret lagi. Gampang.

Tapi ada susahnya, yaitu adanya keterbatasan untuk kebebasan berkreasi. Karena tidak fasilitas untuk mengatur kecepatan bukaa rana, maka fotografer tidak leluasa dalam menciptakan efek freeze (membekukan objek)  atau panning (kamera bergerak mengikuti objek). Tidak adanya fasilitas pengatur bukaan diafragma juga mengekang niat fotografer untuk menggunakan teknik DOF sempit atau lebih populer disebut bokeh.

Meski demikian, fotografer masih memiliki ruang berkreasi dengan mengatur komposisi, pemilihan sudut pemotretan dan pengaturan white balance. Dengan memahami prinsip dasar komposisi yaitu dengan mengatur penataan objek, maka sebuah foto akan menjadi menarik mata. Sudut pemotretan yang pas juga menghasilkan efek yang dramatis. Alih-alih menggunakan sudut pandang turis yang sejajar, fotografer bisa memilih sudut pandang seekor burung (dari atas) atau sudut pandang katak (dari bawah).

Berikut ini adalah foto-foto yang saya ambi dengan smartphone Samsung Galaxy Mini. Keuntungan memotret menggunakan kamera HP adalah kepraktisannya. Kita bisa mengantonginya kemana saja. Karena saya senang jalan-jalan maka kamera ini mudah dibawa. Begitu dibutuhkan, langsung dikeluarkan dari saku. 

 

 

Rumkit

Puncak_merapi-low
Taken at May, 2012

Meriam

Sebulan setelah operasi, ratusan pasien kembali berduyun-duyun ke menjalani pemeriksaan mata yang terakhir, Sabtu 5 Januari di wisma Narwastu. Rata-rata hasil operasi cukup memuaskan meski tidak dapat dipungkiri ada beberapa pasien yang tidak mengalami kemajuan.

Sejak pukul 8, dokter Elisa Manueke, dokter Esty dan dokter Winarni memeriksa bola-bola mata dengan cermat. Agar tidak terjadi penumpukan pasien, maka panitia telah mengatur kedatangan pasien dalam tiga gelombang, masing-masing dengan jeda 30 menit. Sebagian besar pasien telah mengalami kemajuan penglihatan. "Ada yang bisa melihat dengan jelas. Ada pula yang semula tidak dapat melihat sama sekali, setelah operasi dia bisa membedakan antara terang dan gelap. Ini pun sebuah kemajuan yang perlu disyukuri," papar dokter Elisa.

Ada beberapa pasien yang mengeluh ada ganjalan di bola mata. Untuk itu, dokter Elisa segera mengangkat benang jahitan pada mata pasien tersebut. Selain itu ada beberapa orang yang perlu mendapat perawatan lanjutan di rumah sakit karena mengalami infeksi karena jumlahnya tidak banyak. 

Dua balita berusia 2,5 tahun yang disusulkan dioperasi di rumah sakit juga datang. Setelah diperiksa oleh dokter, hasilnya cukup baik. Bima dan Sinta sudah bisa melihat! puji Tuhan.

 

Pemeriksaan mata rampung pada pukul 11. Para relawan dan tim medis kemudian berkumpul di R.M. Papringan untuk syukuran karena aksi sosial berlangsung dengan baik. Berbagai komponen pendukung acara, yaitu dari Banser NU, Lakspedam NU, Pondok Pesantren, Gafatar, dan Forum Kebersamaaan Umat Beragama (FKUB) hadir dalam acara ini.

Dalam laporannya, panitia memaparkan bahwa pendaftaran yang dibuka dari bulan Agustus sampai Oktober berhasil menjari 413 pendaftar. Setelah disaring melalui pemeriksaan kesehatan, didapatkan ada 154 orang yang positif menderita mata katarak. Sayangnya tidak semua bisa dmasuk ke dalam daftar pasien karena berbagai sebab: Tekanan darah tinggi, gula darah tinggi dan mengalami infeksi. Panitia menetapkan 130 orang yang akan dioperasi tanggal 7-10 Desember. Pada kenyataannya, tidak semua pasien dapat menjalani operasi. Ada yang mendapat halangan kesehatan dan ada pula yang mengundurkan diri,

Pada pelaksanaan operas selama 3 hari tersebut, ada 123 orang yang menjalani operasi. Beberapa hari kemudian ada dua balita dan dua orang dewasa yang menjalani operasi susulan sehingga total ada 127 orang atau 129 bola mata.

Dalam sambutannya, Gus Jazuli Kasmani mengapresiasi acara aksi sosial ini. "Kebersamaan kita dalam wadah multi kultur ini adalah sumbangsih kita dalam menjaga kemajemukan bangsa Indonesia," kata pengasuh pondok pasantren At Muttaqien ini. 

Acara syukuran dipungkasi dengan makan bersama dan pembagian suvenir kepada para relawan.