Sebulan setelah operasi, ratusan pasien kembali berduyun-duyun ke menjalani pemeriksaan mata yang terakhir, Sabtu 5 Januari di wisma Narwastu. Rata-rata hasil operasi cukup memuaskan meski tidak dapat dipungkiri ada beberapa pasien yang tidak mengalami kemajuan.
Sejak pukul 8, dokter Elisa Manueke, dokter Esty dan dokter Winarni memeriksa bola-bola mata dengan cermat. Agar tidak terjadi penumpukan pasien, maka panitia telah mengatur kedatangan pasien dalam tiga gelombang, masing-masing dengan jeda 30 menit. Sebagian besar pasien telah mengalami kemajuan penglihatan. "Ada yang bisa melihat dengan jelas. Ada pula yang semula tidak dapat melihat sama sekali, setelah operasi dia bisa membedakan antara terang dan gelap. Ini pun sebuah kemajuan yang perlu disyukuri," papar dokter Elisa.
Ada beberapa pasien yang mengeluh ada ganjalan di bola mata. Untuk itu, dokter Elisa segera mengangkat benang jahitan pada mata pasien tersebut. Selain itu ada beberapa orang yang perlu mendapat perawatan lanjutan di rumah sakit karena mengalami infeksi karena jumlahnya tidak banyak.
Dua balita berusia 2,5 tahun yang disusulkan dioperasi di rumah sakit juga datang. Setelah diperiksa oleh dokter, hasilnya cukup baik. Bima dan Sinta sudah bisa melihat! puji Tuhan.
Pemeriksaan mata rampung pada pukul 11. Para relawan dan tim medis kemudian berkumpul di R.M. Papringan untuk syukuran karena aksi sosial berlangsung dengan baik. Berbagai komponen pendukung acara, yaitu dari Banser NU, Lakspedam NU, Pondok Pesantren, Gafatar, dan Forum Kebersamaaan Umat Beragama (FKUB) hadir dalam acara ini.
Dalam laporannya, panitia memaparkan bahwa pendaftaran yang dibuka dari bulan Agustus sampai Oktober berhasil menjari 413 pendaftar. Setelah disaring melalui pemeriksaan kesehatan, didapatkan ada 154 orang yang positif menderita mata katarak. Sayangnya tidak semua bisa dmasuk ke dalam daftar pasien karena berbagai sebab: Tekanan darah tinggi, gula darah tinggi dan mengalami infeksi. Panitia menetapkan 130 orang yang akan dioperasi tanggal 7-10 Desember. Pada kenyataannya, tidak semua pasien dapat menjalani operasi. Ada yang mendapat halangan kesehatan dan ada pula yang mengundurkan diri,
Pada pelaksanaan operas selama 3 hari tersebut, ada 123 orang yang menjalani operasi. Beberapa hari kemudian ada dua balita dan dua orang dewasa yang menjalani operasi susulan sehingga total ada 127 orang atau 129 bola mata.
Dalam sambutannya, Gus Jazuli Kasmani mengapresiasi acara aksi sosial ini. "Kebersamaan kita dalam wadah multi kultur ini adalah sumbangsih kita dalam menjaga kemajemukan bangsa Indonesia," kata pengasuh pondok pasantren At Muttaqien ini.
Acara syukuran dipungkasi dengan makan bersama dan pembagian suvenir kepada para relawan.