Tawon Ndas Sengat Kepala Kirana

Leave a Comment

Tawon_ndas

 

Hari Selasa, 27 Maret, sepulang sekolah Kirana membantu bu Marni menjemur cucian. Tiba-tiba Kirana menjerit-jerit sambil memegang tangan dan kepalanya.

"Sakit, sakit, sakit' teriaknya sambil menangis.

"Kenapa? Ada apa?" tanyaku bingung.

"Kirana disengat lebah," jawab bu Marni, pembantu rumah tangga kami.

Saya segera mengambil mengambil minyak tawon untuk dioleskan ke jari Kirana. Ternyata tidak hanya jarinya saja yang disengat, kepala Kirana juga menjadi sasaran serangan. Mungkin itu sebabnya orang Jawa menyebutnya "tawon endas" atau "lebah kepala" karena sering menyerang bagian kepala manusia yang mengganggu sarangnya.

Untuk mengoleskan minyak tawon di kepala ternyata tidak mudah. Bekas sengatan sulit ditemukan karena tertutup rambut, sementara Kirana masih menangis kesakitan. Setelah ditelisik bersama isteri saya, akhirnya luka itu ketemu juga. Terlihat tanda merah sepanjang setengah senti meter. Saya pencet bagian itu untuk mengeluarkan racun sengat lebahnya lalu mengolesi dengan minyak tawon.

Tangis Kirana belum juga reda. "Aduh, sakit....sakit," keluh Kirana. 

"Iya. Disengat lebah memang sakit," kata saya berusaha berempati. Saya sengaja tidak mengatakan 'sudah, nggak apa-apa' karena pernah disengat lebah seperti itu. Rasanya memang sakit. Lalu bagaimana caranya supaya tangisnya reda? Tiba-tiba ingat waktu masih kecil. Bapak dan ibu dulu menempelkan magnet ke bekas sengatan itu. Katanya sih untuk menyerap racun. Maka saya pun ambil 2 magnet yang menempel di kulkas. Yang satu ditempelkan di jari Kirana, dan satunya ditempelkan di kepalnya. Entah karena  efek sugesti atau memang magnet  itu berkhasiat, kenyataannya tangis Kirana mulai mereda, lalu tertidur pulas.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar